![]() |
| Jalan Cikande-Rangkasbitung Rusak Parah, Warga Tuntut Perbaikan |
Jalan Cikande-Rangkasbitung Rusak Parah, Warga Tuntut Perbaikan -SERANG, (KB). Puluhan warga, mahasiswa, organisasi kepemudaan yang tergabung dalam aliansi buruh tani mahasiswa berunjuk rasa di Jalan Cikande-Rangkasbitung, Kamis (16/4/2015).
Mereka menuntut Pemerintah Provinsi Banten segera memperbaiki jalan tersebut yang mulai rusak parah dan sering menjadi penyebab kecelakaan.Pantauan Kabar Banten, warga memulai aksinya sekitar pukul 08.30 di salah satu titik jalan yang rusak parah di Desa Majasari, Kecamatan Jawilan.
Sementara mahasiswa berkumpul di Desa Jawilan lalu longmarch ke Desa Majasari untuk bergabung dengan warga. Setelah bergabung, warga dan mahasiswa awalnya berniat memblokade ruas jalan tersebut. Namun batal karena sesuai pemberitahuan pada pihak kepolisian, aksi akan berlangsung damai tanpa merugikan pengguna jalan.
Massa akhirnya hanya menutup satu lajur jalan tersebut. Namun meskipun demikian, arus lalulintas di jalan tersebut sempat tersendat karena pihak kepolisian memberlakukan sistem buka tutup selama aksi berlangsung.Dalam aksi tersebut, warga dan mahasiswa melengkapi diri dengan poster bertuliskan tuntutan serta kekecewaan mereka pada pemerintah dan membawa bendera masing-masing organisasi.
Aksi berlangsung damai hingga sekitar pulul 12.00 massa membubarkan diri.Pantauan Kabar Banten, kondisi beton jalan Cikande-Rangkasbitung terlihat rusak dibagian tengah jalan, dibeberapa titik beton amblas dan kondisi terlihat mulai dari Cikande Asem Sampai Jawilan. Menurut warga, kondisi tersebut terjadi hampir disepanjang jalan Cikande-Rangkasbitung.Koordinator aliansi buruh tani mahasiswa Suharya mengatakan,warga menagih janji pihak Dina Bina Marga dan Tata Ruang (DBMTR) Provinsi Banten yang sebelumnya sudah menyatakan dalam aksi sebelumnya jalan Cikande-Rangkasbitung akan diperbaiki pada 20 Maret 2015, namun sampai sekarang belum ada realisasi.
"Mana janjinya, jalan belum juga diperbaiki. Sementara sekarang sudah banyak korban berjatuhan akibat jalan rusak. Hampir setiap hari ada yang kecelakaan. Sekarang kami menuntut perbaikan jalan Cikande-Rangkasbitung yang juga menjadi jalan utama untuk roda perekonomian," katanya.
Suharya menuturkan, masayarakat tidak akan kembali bergejolak jika dari DBMTR Provinsi Banten segera memperbaiki jalan, sesuai perjanjian yaitu pada 20 Maret 2015. Namun ternyata perjanjian itu hanya alat agar dapat menghindari demo. Menurut dia, masyarakat tidak akan menuntut seperti ini kalau segera diperbaiki."Masyarakat ingin secepatnya jalan diperbaiki, karena setiap hari ada korban kecelakaan. Selain merugikan masyarakat, kondisi jalan yang rusak juga merugikan pengusaha. Sekarang kami perlu bukti dari pemerintah, minimal ada matrial bahan bangunan yang di turunkan," katanya.
Selain itu, kata Suharya, masyarakat juga kecewa pada pihak yang berwenang menertibkan angkutan pasir basah. Kendaraan pengangkut pasir yang masih dalam kondisi basah dibiarkan lewat sehingga jalan cepat rusak. "Kami tidak menolak pertambangan, tapi pengusaha jangan membuat resah dengan mengangkut pasir basah yang menjadi salah satu penyebab jalan cepat rusak. Kami juga minta mobil galian pasir muatannya disesuaikan dengan kekuatan jalan, jangan kelebihan, dan jangan angkut pasir basah agar jalan tidak cepat rusak, karena kalau sudah rusak masyarakat juga merasakan itu," tuturnya.
Jika aksi tersebut tidak digubris oleh pemerintah, kata Suharya, warga akan akan nonaktifkan Jalan Cikande Rangkasbitung dengan penutupan. "Sekarang beri kami bukti jalan akan diperbaiki, paling tidak ada matrial yang diturunkan di sini (jalan Cikande Rangkasbitung)," ujarnya.Ketua PMII Kabupaten Serang Lili Asnawi dalam orasinya mengatakan, warga ditipu pemerintah, karena hanya dijanjikan jalan akan diperbaiki, tapi sampai sekarang tidak terealiasai. Dengan kondisi jalan yang rusak, berdampak buruk pada semua hal, baik pada keseleamatan pengguna jalan maupun ke pengusaha.
"Kami sudah bayar pajak, tapi kondisi jalan seperti ini. Padahal ini (Cikande, Jawilan, Kopo Kabupaten Serang) juga daerah investasi yang dituntut berkembang oleh pemerintah," katanya.
Kecewa pemprov
Sementara itu, di lokasi berbeda, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Aksi Mahasiswa Serang Utara (Gamsut) menggelar aksi di depan Kantor Balai Pelaksana Tekhnis Jalan dan Jembatan Serang-Cilegon di Kecamatan Pontang Kamis, (16/4/2015). Mereka menuntut Pemprov Banten pada tahun 2015 ini mengalokasikan anggaran pembangunan jalan Ciruas-Pontang yang kondisinya sudah tidak layak disebut jalan provinsi baik dari sisi lebar maupun kondisinya.
Kecewa pemprov
Sementara itu, di lokasi berbeda, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Aksi Mahasiswa Serang Utara (Gamsut) menggelar aksi di depan Kantor Balai Pelaksana Tekhnis Jalan dan Jembatan Serang-Cilegon di Kecamatan Pontang Kamis, (16/4/2015). Mereka menuntut Pemprov Banten pada tahun 2015 ini mengalokasikan anggaran pembangunan jalan Ciruas-Pontang yang kondisinya sudah tidak layak disebut jalan provinsi baik dari sisi lebar maupun kondisinya.
Mahasiswa mengaku kecewa karena Pemprov Banten tahun 2015 ternyata tidak mengalokasikan anggaran satu rupiah pun untuk pembangunan jalan Ciruas-Pontang, padahal alokasi anggaran infrastruktur pada 2015 ini mencapai Rp 1 triliun lebih."Kami seperti bukan menjadi bagian dari Provinsi Banten, terbukti kita tidak diperhatikan oleh mereka dibanding daerah lainnya," ujar koordinator aksi Ido.
Menurut mereka, Pemprov Banten hanya mengalokasikan anggaran pemeliharaan sebesar Rp 5 juta untuk ruas jalan Ciruas-Pontang, padahal kondisi jalan Ciruas- Pontang butuh penanganan khusus bukan sekadar pemeliharaan. Keberadaan balai di Pontang, menurut dia, hingga saat ini tidak membawa manfaat kepada masyarakat Pontang, bahkan justru yang diperhatikan adalah ruas jalan lain. "Kalau balai yang ada ini tidak membawa manfaat buat masyarakat, lebih baik keluar saja dari Pontang," tegasnya.
Seusai beberapa menit berorasi, mereka baru diterima kepala balai Memed. Dihadapan massa, Memed mengatakan bahwa pada 2015 ini Pemprov Banten hanya mengalokasikan anggaran untuk ruas jalan Banten Lama-Pontang sebesar Rp 55 miliar. Sedangkan untuk ruas Ciruas Pontang hanya pemeliharaan. "Tahun ini baru Banten Lama-Pontang, untuk Ciruas-Pontang hanya pemeliharaan," akunya. Aksi ditutup dengan membakar kranda di depan pintu gerbang jalan.

No comments:
Post a Comment