|  | | | | Question | Answer | | Judul Posting | Kapitalisme di Indonesia | | URL Posting | http://skks-media.org/kapitalisme-di-indonesia/ | | Kategori | Serbaneka | | Konten | Kapitalisme merupakan sebuah istilah yang amat sangat sering didengar dan dijumpai. Sesungguhnya, kapitalisme secara harafiah diartikan sebagai sebuah sistem ekonomi dan politik dimana bidang industri dan perdagangan cenderung lebih dikendalikan oleh sektor pribadi, bukan negara (oxforddictionaries.com). Kapitalisme pertama kali menyebar dan mewabah di negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat dan Eropa. Tidak diketahui secara jelas dan pasti kapan tepatnya kapitalisme dimulai, namun kapitalisme cenderung identik dengan perkembangan industri di Eropa dan Amerika. Perkembangan industri sendiri di negara-negara Barat, sesungguhnya dimulai setelah James Watt menemukan teknologi mesin uap. Di Indonesia, kapitalisme dimulai pada akhir abad ke-19 (Soekarno 1930). Kapitalisme yang identik dengan industrialisasi masuk ke Indonesia dengan perantara mesin-mesin modern bagi perusahaan gula, karet, teh, minyak, arang dan timah. Pada awalnya, industrialisasi dilakukan hanya terbatas di Jawa dan Sumatera. Namun menurut Tan Malaka (2008), industrialisasi yang sesungguhnya di Indonesia tidak akan pernah berhasil bila dilakukan di Jawa, pasalnya segala sumber daya alam, bahan-bahan tambang seperti emas, besi, dan lain sebagainya, terletak di Sumatera. Pulau Jawa seharusnya adalah pusat pertanian. Kapitalisme di Indonesia pada masa sebelum Indonesia merdeka, dilakukan oleh Bangsa barat dimana Belanda memberlakukan sistem tanam paksa. Bangsa Belanda dalam hal ini memposisikan diri mereka sebagai kaum borjuis dan bangsa Indonesia sebagai kaum proletar. Rakyat Indonesia sebagai rakyat jajahan kemudian dijadikan pekerja dalam pembangunan sarana – prasarana terkait dengan kepentingan Belanda, seperti pembangunan jalan raya, pembangunan jalan kereta api, pelabuhan, dan sebagainya (Soekarno 1930). Pasca kemerdekaan, kapitalisme di Indonesia kemudian berkembang dengan masuknya perusahaan-perusahaan raksasa bangsa Barat untuk berinvestasi, seperti PT. Freeport misalnya. PT. Freeport membawa banyak sekali peralatan-peralatan modern untuk industri pertambangan emas di Irian Jaya. Setelah itu, perusahaan-perusahaan asing semakin gencar berebut melakukan investasi di Indonesia. Salah satu faktor yang menyebabkan banyaknya perusahaan-perusahaan asing berebut untuk berinvestasi dan membuka cabang pabriknya di Indonesia adalah lantaran biaya pekerja di Indonesia tergolong rendah bila dibandingkan dengan biaya pekerja dan buruh di negara-negara lain. Kapitalisme pada dasarnya merupakan sistem yang kemudian seakan membuat jurang pemisah antara kota dan desa. Semakin maju sistem kapitalisme di sebuah negara, maka jumlah penduduk desa di negara tersebut akan semakin sedikit sementara jumlah penduduk kotanya semakin banyak. Kapitalisme membuat kota-kota sebagai pusat produksi kemudian terlihat seakan lebih menjajikan, sehingga masyarakat pedesaan kemudian berbondong-bondong datang ke kota dengan harapan akan memperoleh kehidupan yang lebih baik. Tan Malaka (2008) mengatakan bahwa sesungguhnya kapitalisme di Indonesia mengalami penyimpangan. Kota-kota di Indonesia bukan menjadi pusat ekonomi seperti yang seharusnya terjadi di negara-negara dengan sistem kapitalis, sebaliknya kota-kota di Indonesia menjadi sumber ekonomi yang mengalirkan keuntungan untuk bangsa asing (Malaka 2008). Kolonialisme di Indonesia dilakukan selama lebih dari 300 tahun. Belanda khususnya, telah merasuki kehidupan masyrakat Indonesia jauh kedalam. Walaupun kita telah lebih dari 60 tahun merdeka, namun sesungguhnya tidak dapat dipungkiri bahwa pengaruh kolonialisme terhadap sistem kapitalisme di Indonesia sangat besar. Teknologi dalam dunia industri, hampir sebagian besar dibawa oleh bangsa asing. Menurut penulis, perkembangan sistem kapitalisme di Indonesia merupakan hasil campur tangan bangsa Barat, khususnya negara-negara penjajah seperti Belanda dan Inggris. Mereka melakukan penjajahan dan pada saat yang bersamaan membawa peradaban bagi Indonesia. Menurut penulis, hingga hari ini, masih terdapat banyak sekali hal yang perlu dikembangkan dan diubah terkait dengan terus berkembangnya kapitalisme di Indonesia. Masyarakat Indonesia sendiri perlu terus mengembangkan diri agar dengan demikian, Indonesia tidak kemudian tertinggal dan menjadi penggembira saja dalam sistem kapitalis dunia. Sebaliknya, agar dengan demikian Indonesia dapat menjadi partisipan yang sesungguhnya, yang memajukan bangsanya seperti yang terjadi pada negara-negara Barat. Referensi : Malaka, Tan. 2008. "Kapitalisme Indonesia"' dalam Aksi Massa, Yogyakarta: Narasi, pp 45-54 Soekarno, Ir. 1930. Imperialisme di Indonesia, dalam Risalah 'Indonesia Menggugat', dari pidato di depan Pengadilan Landraad di Bandung. | | | | | | |
No comments:
Post a Comment