![]() |
| Demo Mahasiswa Ricuh |
Demo Mahasiswa Ricuh - SERANG, (KB).- Demonstrasi menyambut peringatan Hari Kebangkitan Nasional, yang dilakukan ratusan mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) SMH Banten berakhir ricuh. Aksi tersebut berpusat di Persimpangan Ciceri, Kota Serang, Rabu (20/5/2015). Berdasarkan pantauan di lapangan, aksi tersebut dilaksanakan sekitar pukul 11.00 yang diawali dengan longmarch dari depan Kampus IAIN SMH Banten menuju Persimpangan Ciceri Kota Serang. Longmarch tersebut juga menyebabkan terhambatnya arus lalu lintas, karena dilakukan dengan menutup satu jalur. Begitu sampai di Persimpangan Ciceri, ratusan mahasiswa tersebut langsung membuat lingkaran yang hampir menutupi empat lajur lalu lintas, akibatnya kepadatan lalu lintas dari empat arah pun tak terhindarkan.
Lalu sekitar pukul 12.00 mahasiswa kembali longmarch untuk kembali ke kampus. Akibat, aksi longmarch yang kembali menutup satu lajur lalu lintas tersebut, polisi yang mengamankan aksi harus mengambil tindakan tegas. Akibatnya, kericuhan antar mahasiswa dengan polisi pun tak terhindarkan, bahkan terjadi aksi saling lempar antara mahasiswa dan polisi. Koordinator Aksi Zaenal Alimin mengatakan aksi tersebut dilakukan sebagai momentum ke-107 tahun Hari Kebangkitan Nasional. Namun, menurut dia sekitar delapan bulan bangsa Indonesia dipimpin oleh Joko Widodo dengan Jusuf Kalla, belum mampu mewujudkan janji kampanye mereka berupa Trisakti, Nawacita dan Revolusi Mental.
“Kondisi saat ini di bawah kepemimpinan Jokowi-JK, mimpi dan harapan rakyat sirna sudah termakan oleh janji yang tak kunjung ditepati karena hanya tersimpan rapi di dalam laci kabinet mereka. Bahkan, berbagai persoalan muncul pada akhirnya seolah menghantui bumi pertiwi seperti persoalan hukum, politik, pendidikan, ekonomi dan lain-lain,” katanya.
Dalam aksi tersebut, mereka menuntut agar presiden dapat segera menyelesaikan permasalahan antara KPK dengan Polri, stop politisasi instansi dan lembaga pemerintahan, tingkatkan perhatian di wilayah perbatasan. Lalu meningkatkan pengawasan terhadap program pemerintah, meningkatkan mutu pendidikan, menegakkan supremasi hukum. “Indonesia jangan menjadi negara boneka, serta jaga aset nasional. Saat ini kami tidak menuntut agar Jokowi-JK turun, namun kami hanya meminta agar permasalahan seperti ini harus segera diperbaiki,” tuturnya.
Tak sesuai rencana
Sementara itu, dari Jakarta dilaporkan, aksi unjuk rasa elemen mahasiswa se Jabodetabek yang menuntut Presiden Joko Widodo dan Wakilnya Jusuf Kalla mundur dari kekuasan, tak seramai yang direncanakan. Momentum Hari Kebangkitan Nasional yang rencananya mengumpulkan ribuan mahasiswa dan elemen masyarakat di Jakarta, pada Rabu (20/5/2015) nyatanya hanya diikuti oleh ratusan mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Jakarta.
Tak sesuai rencana
Sementara itu, dari Jakarta dilaporkan, aksi unjuk rasa elemen mahasiswa se Jabodetabek yang menuntut Presiden Joko Widodo dan Wakilnya Jusuf Kalla mundur dari kekuasan, tak seramai yang direncanakan. Momentum Hari Kebangkitan Nasional yang rencananya mengumpulkan ribuan mahasiswa dan elemen masyarakat di Jakarta, pada Rabu (20/5/2015) nyatanya hanya diikuti oleh ratusan mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Jakarta.
Dari Pantauan Pikiran Rakyat, jumlah pengunjuk rasa lebih sedikit dari jumlah aparat keamanan yang bertugas di lokasi-lokasi strategis ibu kota negara. Namun demikian dengung gerakan pengunjuk rasa telah mempengaruhi kehidupan warga Jakarta. Teriakan ratusan mahasiswa dengan beragam tuntutan di depan Istana Merdeka, membuat situasi mulai memanas. Terlebih beberapa orang mahasiswa melakukan aksi pembakaran ban. Kepulan asap hitam yang membumbung membuat aparat keamanan semakin bersiaga, terlebih saat beberapa mahasiswa mencoba melepas pagar kawat berduri yang menjadi pembatas lokasi demonstrasi dengan titik steril istana.
Upaya sebagian mahasiswa yang memotong pagar duri pembatas mendapat perlawanan dari aparat kepolisian. Tarik-menarik pun tak dielakan, adu mulut terjadi sehingga polisi tak bisa mengendalikan diri, kemudian terjadi pemukulan terhadap beberapa orang mahasiswa. Aksi itu dibalas dengan pelemparan botol plastik air mineral. Bentrokan kecil tak bisa dihindarkan, namun salah seorang pimpinan polisi meminta untuk tidak menyerang para demostran. Ia meminta anggotanya untuk mengembalikan posisi pagar kawat berduri. Aksi unjuk rasa di depan istana kemudian bergeser ke sejumlah lokasi straegis pemerintahan mulai dari DPR/MPR RI, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kementrian Tenaga Kerja dan beberapa instasi lainnya hingga berakhir di Bunderan Hotel Indonesia.
Sementara itu sebelum berlangsunya aksi unjuk rasa, pada pagi harinya sejumlah jalan-jalan protokol seperti Sudirman-Thamrin, Rasuna Said (Kuningan), hingga Gajah Mada-Hayam Wuruk nampak lengang. Pengalihan arus lalu lintas yang tadinya akan dilakukan oleh jajaran Polda Metro Jaya batal dilakukan. Hanya saja aksi unjuk rasa di Bunderan Hotel Indonesia telah membuat sejumlah pengemudi Bus Transjakarta kerepotan. Beberapa rute mengalami perubahan tanpa member tahu kepada pengemudi. Irwan (50) salah seorang operator menuturkan kemungkinan pengalihan jalan sebelumnya telah disampaikan kepada para sopir, namun waktunya pengalihan tidak bisa ditentukan. Kondisi tersebut disesuaikan dengan intruksi dari polantas yang bertugas di lapangan.

No comments:
Post a Comment