Sebelum penulis menginisiasi paguyuban di dunia maya ini ada sejumlah nama yang memenuhi benak. Umumnya nama-nama tsb diseputaran kata "Sunda" dan "Urang". Setelah pilah-pilih maka nama yang hampir saja dipilih adalah "Urang Sunda Internasional". Hampir dan tentu saja tidak jadi. Penulis hanya berpikir satu hal bahwa nama organisasi idealnya merujuk pada identitas yang mewakili suatu keadaan dan tepat sasaran. Dengan pertimbangan tsb maka jadilah SKKS yang merupakan singkatan dari Sim Kuring Katurunan Sunda.
Tanpa bermaksud menggiring pembaca pada situasi perdebatan, polemik, apalagi menggurui maka perkenankan penulis untuk menguraikan alasan dipilihnya nama Sim Kuring Katurunan Sunda. Sebelum itu kita lihat profil berikut :
Nama Lengkap : SIM KURING KATURUNAN SUNDA
Singkatan dan nama Populer : SKKS
Atribut : SKKS - SIM KURING KATURUNAN SUNDA
Tanggal berdiri : 01 - 02 - 2010
Secara alami dengan merujuk pada kebiasaan manusia yang menyukai kepraktisan maka nama populer yaitu SKKS akan menjadi sebutan sehari-hari.
Lalu mengapa penulis memilih "Katurunan" dan tak memilih "Urang" dalam memberikan nama ? Inilah alasannya.
Anggap saja anda lahir di sebuah kota A yang identik dengan suku bangsa AA dan setelah berusia 1 tahun dibawa oleh orang tua mengembara ke kota B yang identik dengan suku bangsa BB. Sejak saat itu tentulah segala parameter kehidupan anda dikondisikan oleh eksistensi kota B meskipun mungkin sesekali andapun merasakan suasana tanah kelahiran yaitu kota A. Demikianlah keadaan tsb berlangsung hingga anda dewasa bahkan matang.
Suatu saat anda berkenalan dengan seseorang dan ia menanyakan anda orang mana. Bila anda seseorang yang praktis maka anda akan menjawab seperti ini :
"Saya orang kota B sejak usia 1 tahun hingga sekarang. Di kota A hanya lahir"
Atau bila itu kurang praktis juga maka anda akan menjawab :
"Saya orang kota B."
Bila kenalan baru anda tsb merespon maka sangat mungkin responnya adalah :
"Oh anda ternyata lahir di kota A. Berarti keturunan suku bangsa AA dong."
Dengan ilustrasi seperti itu maka pengakuan kata "Urang" menurut hemat saya tak selamanya merujuk pada suatu suku bangsa tapi "Katurunan" sudah pasti merujuk pada suku bangsa atau trah. Kata "urang atau orang" lebih merujuk pada istilah "warga".
Penulis adalah orang Serang Keturunan Sunda. Pak Rahmat adalah orang Surabaya keturunan Sunda. Bu Resna adalah orang Cimahi keturunan Padang, dan contoh lainnya.
Dengan harapan bisa meng-cover seluruh keturunan Sunda di dunia maka penulis memutuskan untuk menggunakan istilah "katurunan". Anda yang warga atau berdomisili di Cina sehingga jadi orang Cina, juga di Hongkong, Inggris, Australia, Papua, Sumatera, Kalimantan, Amerika, India, dan lain-lain selama katurunan Sunda ter-cover di SKKS.
Lalu apakah ini cara penulis untuk menonjolkan sukuisme ? Oh tidak. Ini hanya ekspresi kerinduan terhadap asal-muasal saja. Dan penulis pikir selama kita mampu bersikap universal maka tindakan-tindakan berkelompok berdasarkan keturunan, kebangsaan, alumni sekolah, disiplin ilmu, kesamaan tujuan, dan sebangsanya adalah manusiawi.
Penggunaan kata 'sim kuring' adalah merujuk pada pengakuan individu yang setiap saat siap untuk berorganisasi. Setelah itu para 'sim kuring' perlu melaksanakan berbagai perbincangan yang disebut 'sawala'. Jadi yuk kita gabung di SKKS yang telah diformalisasi menjadi Yayasan Kebudayaan Sawala Kandaga Kalang Sunda.
Tanpa bermaksud menggiring pembaca pada situasi perdebatan, polemik, apalagi menggurui maka perkenankan penulis untuk menguraikan alasan dipilihnya nama Sim Kuring Katurunan Sunda. Sebelum itu kita lihat profil berikut :
Nama Lengkap : SIM KURING KATURUNAN SUNDA
Singkatan dan nama Populer : SKKS
Atribut : SKKS - SIM KURING KATURUNAN SUNDA
Tanggal berdiri : 01 - 02 - 2010
Secara alami dengan merujuk pada kebiasaan manusia yang menyukai kepraktisan maka nama populer yaitu SKKS akan menjadi sebutan sehari-hari.
Lalu mengapa penulis memilih "Katurunan" dan tak memilih "Urang" dalam memberikan nama ? Inilah alasannya.
Anggap saja anda lahir di sebuah kota A yang identik dengan suku bangsa AA dan setelah berusia 1 tahun dibawa oleh orang tua mengembara ke kota B yang identik dengan suku bangsa BB. Sejak saat itu tentulah segala parameter kehidupan anda dikondisikan oleh eksistensi kota B meskipun mungkin sesekali andapun merasakan suasana tanah kelahiran yaitu kota A. Demikianlah keadaan tsb berlangsung hingga anda dewasa bahkan matang.
Suatu saat anda berkenalan dengan seseorang dan ia menanyakan anda orang mana. Bila anda seseorang yang praktis maka anda akan menjawab seperti ini :
"Saya orang kota B sejak usia 1 tahun hingga sekarang. Di kota A hanya lahir"
Atau bila itu kurang praktis juga maka anda akan menjawab :
"Saya orang kota B."
Bila kenalan baru anda tsb merespon maka sangat mungkin responnya adalah :
"Oh anda ternyata lahir di kota A. Berarti keturunan suku bangsa AA dong."
Dengan ilustrasi seperti itu maka pengakuan kata "Urang" menurut hemat saya tak selamanya merujuk pada suatu suku bangsa tapi "Katurunan" sudah pasti merujuk pada suku bangsa atau trah. Kata "urang atau orang" lebih merujuk pada istilah "warga".
Penulis adalah orang Serang Keturunan Sunda. Pak Rahmat adalah orang Surabaya keturunan Sunda. Bu Resna adalah orang Cimahi keturunan Padang, dan contoh lainnya.
Dengan harapan bisa meng-cover seluruh keturunan Sunda di dunia maka penulis memutuskan untuk menggunakan istilah "katurunan". Anda yang warga atau berdomisili di Cina sehingga jadi orang Cina, juga di Hongkong, Inggris, Australia, Papua, Sumatera, Kalimantan, Amerika, India, dan lain-lain selama katurunan Sunda ter-cover di SKKS.
Lalu apakah ini cara penulis untuk menonjolkan sukuisme ? Oh tidak. Ini hanya ekspresi kerinduan terhadap asal-muasal saja. Dan penulis pikir selama kita mampu bersikap universal maka tindakan-tindakan berkelompok berdasarkan keturunan, kebangsaan, alumni sekolah, disiplin ilmu, kesamaan tujuan, dan sebangsanya adalah manusiawi.
Penggunaan kata 'sim kuring' adalah merujuk pada pengakuan individu yang setiap saat siap untuk berorganisasi. Setelah itu para 'sim kuring' perlu melaksanakan berbagai perbincangan yang disebut 'sawala'. Jadi yuk kita gabung di SKKS yang telah diformalisasi menjadi Yayasan Kebudayaan Sawala Kandaga Kalang Sunda.

No comments:
Post a Comment